[KELOMPOK 67 MKDS UNUD]
Poster Kelompok 67 dengan Judul “Lawan COVID-19” merupakan output dari Mata Kuliah Digital Society – Universitas Udayana (https://digitalsociety.unud.ac.id/)
Link Video : https://youtu.be/tJl4nburkzc
Link Poster : ttps://www.instagram.com/p/CBE-C5Ghw26/?igshid=18nlnv3z4ry1e

[DESCRIPTION]

Pada akhir 2019, dunia dihebohkan dengan munculnya virus baru yang akhirnya diberi nama 2019-nCov yang menyebabkan COVID-19. Dimana yang ditakutkan dari virus ini bukan rasio kematiannya, melainkan penyebaran yang sangat cepat serta terkadang dapat menginfeksi secara asimtomatik (tanpa gejala). Pada bulan aret akhirnya pemerintah Indonesia mengeluarkan pernyataan resmi lengkap dengan istilah yang digunakan hingga saat ini. Diantaranya ODP, PDP, Social Distancing, Work From Home, Physical Distancing hingga PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Dimana istilah tersebut sudah sering digaungkan oleh pemerintah namun masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak memahami, sehingga tidak jarang menimbulkan penularan akibat pasien tidak jujur pada saat proses diagnosa maupun tidak disiplin dalam menjalankan protokol ODP. Belum lagi kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan hotline secara benar yang sebenarnya bertujuan untuk mengurangi pembludakan pasien dikarenakan tidak ada filter yang jelas.
Aplikasi LawanCorona merupakan aplikasi mobile telemedicine yang didesain khusus untuk pelayanan pasien serta mitigasi masyarakat sehubungan dengan COVID-19. Dimana permasalahan yang ingin dipecahkan adalah kurangnya pemahaman tentang COVID-19 oleh masyarakat, kurang efektifnya pemberlakuan hotline guna memfilter pasien yang mendapat perawatan, kapasitas kesehatan untuk penanganan kasus Covid 19 yang tidak merata di setiap daerah. Dalam aplikasi ini terdapat 5 fitur utama diantaranya Screening Awal, Konsultasi Online, PDP/ODP Alert, Physical Distancing Alert, Pemetaan Persebaran Pasien Positif.
Kemudian fitur yang kedua merupakan Konsultasi Online melalui video conference antara user dengan dokter di daerah tersebut yang dimana hasil assessment awal user akan divalidasi kembali, setelah dokter melakukan diagnosa secara online maka akan memberitahu status user apakah termasuk dalam ODP, PDP atau gejala penyakit lain. Jika user diduga kuat memiliki gejala COVID-19 dan sempat berpergian ke luar daerah atau negara yang terjangkit, maka user tersebut diindikasikan sebagai PDP yang akan dilakukan rapid test maupun swab test oleh Dinas Kesehatan daerah setempat dengan mengutamakan pasien dengan tingkat keparahan sedang hingga tinggi. Dan untuk user dengan gejala sudah kronis atau hingga menyebabkan gangguan pernapasan maka dapat di jemput menggunakan kendaraan rumah sakit. Jika tingkat keparahan user tidak parah atau belum menunjukkan gejala, maka akan diberikan obat-obatan yang dianjurkan oleh Kemenkes dan menjalankan protokol anjuran dokter.
Fitur ketiga yaitu PDP/ODP Alert. Dimana user dengan status ODP maupun PDP hasil assessment fitur pertama wajib menjalankan protokol ODP maupun PDP sehingga dapat menghindari risiko sebagai carier maupun sumber penyebaran ke lingkungan sekitar. Sebagai contoh  akan menimbulkan suara dering ketika user dengan status ODP berpergian dari rumah selama masa karantina 14 Hari sejak kepulangan. Ini dapat dilakukan dengan bantuan sensor GPS pada smartphone, ketika pengguna dengan status ODP/PDP keluar dari kordinat rumah yang sudah di pin sebelumnya maka akan muncul alarm.
Fitur keempat adalah Physical Distancing Alert. Ketika terdapat seorang user yang telah terindikasi terkena PDP ataupun ODP yang berkeliaran di lingkungan sekitar user lain, maka aplikasi akan memberikan pemberitahuan atau alert bahwa terdapat PDP ataupun ODP di sekitar user lain tersebut. Fitur ini berfungsi agar user lain yang masih sehat menjaga jarak fisik dengan penderita PDP ataupun ODP serta untuk mencegah penularan antara user yang berstatus PDP ataupun ODP dengan user yang masih sehat. Cara kerja dari fitur ini sederhana memanfaatkan koneksi Bluetooth pada smartphone pengguna aplikasi LawanCOVID-19, ketika disekitar kita terdapat pengguna aplikasi dengan status ODP/PDP dan berjarak kurang dari 30 meter maka akan diberitahu jika kita sedang berada dalam zona merah. Dimana pemberitahuan dari aplikasi akan terjadi setiap 30 menit sekali.
Fitur yang kelima yaitu fitur untuk melihat peta persebaran pasien positif Covid19. Pada peta persebaran ini memberikan data jumlah pasien positif, sembuh, dirawat, dan meninggal pada setiap provinsi di Bali. Pada peta persebaran juga dilengkapi dengan warna yang mengindikasikan semakin pekatnya warna suatu kabupaten, maka semakin banyak pula jumlah pasien positif di daerah tersebut.
Teknologi yang digunakan pada aplikasi ini yaitu
1.                   Algoritma dan Pemrograman, dalam pembuatan aplikasi ini tentu memerlukan pemahaman dalam algoritma dan pemrograman. Proses pembuatan aplikasi mobile ini bisa menggunakan IDE Android Studio jika menggunakan Bahasa Pemrograman Java dan untuk berjalan pada platform Android. Sedangkan jika ingin membuat aplikasi cross platform yang dapat berjalan pada Android dan IOS bisa menggunakan React Native dan Flutter.
2.                   Internet, tentunya aplikasi ini memerlukan koneksi internet untuk dapat mengirimkan data ke server cloud. Dimana fitur seperti assessment awal, physical distancilng alert, ODP/PDP Alert, layanan telemedicine dan peta sebaran covid memerlukan koneksi internet agar data yang didapatkan dari pengguna dapat diolah melalui cloud sehingga menghasilkan informasi.
3.                   Cloud Computing, merupakan teknologi yang sangat lazim digunakan dalam pembuatan aplikasi mobile karena kemampuan processing, storage dan robustness nya sangat baik diimbangi dengan harga yang dapat disesuaikan dengan kemampuan developer. Sehingga developer tidak perlu membangun servernya sendiri yang memerlukan waktu dan biaya yang cukup tinggi. Contoh cloud computing yang dapat digunakan yaitu sejenis IaaS (Infrastructure As A Service) seperti Amazon Web Service (AWS), Microsoft Azure, Google Cloud Platform dll
4.                   Artificial Intelligent (AI), merupakan kecerdasan buatan yang mampu meniru kecerdasan manusia. Pada aplikasi ini memerlukan implementasi AI pada fitur assessment awal untuk mengetahui tingkat resiko pengguna terpapar COVID-19, melalui pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan pedoman pemerintah yang nantinya jawaban tersebut akan dianalisis oleh AI menggunakan knowledge base serta algoritma yang sudah di desain developer.

Kelompok Digital Society 67 :
1. KOMANG TRY WIGUNA ADHITYA P. (1705551106 )
2. JEREMY LOUIS ADISURYA (1610511053 )
3. Kadek Friska Miranda Putri (1908541044)
4. I Gusti Ayu Purnami Indryaswari (1708561009)
5. Mohammad Yusuf (1805541004)
6. MELLINIA (1705551083)
7. MATHIAS ADIPRADITYA SETIAWAN (1808531024)
8. I Made Putra Arya Winata (1905531027)
9. Anak Agung Istri Dewi Lestari (1808561018)
#MKDSunud20
#digitalsocietyunud20
#MKDS20kelompok67
#universitasudayana
#unggulmandiriberbudaya


Posting Komentar